3 Pemain Dengan Gol Terbanyak di Premier League

Musim Premier League yang baru sudah mau di mulai kembali. Tidak lama lagi, kita semua akan kembali melihat penampilan klub-klub top di Inggris dan para pemain berkelas mereka yang bersaing di lapangan hijau.

Selain berharap tim kesayangan menjadi juara di ajang ini, para fans pastinya ingin melihat skil luar biasa dan gol indah dari para pemain.

Untuk urusan gol, beberapa pemain di Premier League yang memang terkenal tajam di perkirakan masih akan menjadi mesin pencetak gol di musim depan. Mereka semua adalah pemain aktif dengan gol paling banyak saat ini. Penasaran siapa saja mereka? Ini dia  3 pemain dengan gol terbanyak di Premier League.

1. Harry Kane

Peringkat teratas di tempati Harry Kane. Penyerang tangguh Tottenham Hotspur ini berhasil mencetak 166 gol. Nilai itu memang masih kalah jauh dari Sergio Aguero yang berhasil mencetak 184 gol, tapi karena Aguero sudah pindah ke Barcelona, Kane resmi menyandang gelar sebagai pemain paling tajam di Premier League sekarang.

Sebelumnya Kane juga sudah pernah menjadi top skor Premier League, bahkan sudah 3 kali. Jika ia berhasil menjadi top skor lagi, ia bisa menyaingi rekor yang di buat Thierry Henry sebanyak 4 kali menjadi top skor.

2. Jamie Verdy

Penyerang Inggris yang bermain untuk Liciester City ini menduduki peringkat kedua sebagai pencetak gol terbanyak. Sejauh ini ia sudah mengumpulkan 118 gol dari 245 laga yang ia jalani di Premier League. Ia juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak pada musim 2019/20.

Musim lalu, Vardy hanya bisa mengumpulkan 15 gol saja, tetapi assist yang dia buat meningkat jadi 9 assist. Ini membuktikan jika Vardy bisa menjalankan banyak peran, entah itu  pencetak  gol atau pemberi umpan.

3. Mohamed Salah

Mohamed Salah yang bermain untuk Liverpool berada di posisi ketiga sebagai pemain paling banyak mencetak gol di ajang Premier League. Penyerang asal Mesir ini sudah mengumpulkan 97 gol sejauh ini. Dari total 97 gol yang di kumpulkan, 95 gol ia buat bersama Liverpool dan 2 sisanya ia peroleh saat masih bermain untuk Chelsea pada 2013/14 dan 2014/15.

Ketiga pemain di atas merupakan pemain paling tajam di Premier League saat ini. Di musim depan, mereka di prediksikan akan terus menjadi mesin pencetak gol bagi tim mereka.

Fulham Dipastikan Turun Kasta Musim Depan

Fulham dipaksa harus mengikuti jejak dari Huddersfield Town yang sebelumnya telah dipastikan harus terdegradasi dari ajang Premier League musim ini.

Kepastian ini didapatkan oleh Fulham menyusul kekalahan telak 4-1 yang mereka dapatkan di markas Watford dalam pertandingan Rabu dini hari tadi. Kekalahan ini merupakan kekalahan beruntun kesembilan bagi The Cottagers.

Hanya mengantongi 17 angka dari 33 pertandingan membuat klub besutan pelatih sementara Scott Parker itu tidak mungkin lagi bisa lolos dari zona degradasi mengingat mereka tertinggal 16 poin di belakang zona batas aman.

Nasib yang dialami oleh Fulham ini cukup tragis mengingat status mereka yang baru saja promosi ke ajang Premier League musim ini. Apalagi selama bursa transfer musim panas lalu, Fulham menjadi klub dengan pengeluaran belanja pemain terbesar ketiga di ajang Premier League musim ini.

Total belanja Fulham mencapai 105,3 juta Pounds untuk merekrut 12 pemain baru ke Craven Cottage. Nilai itu menjadikan Fulham sebagai klub promosi pertama yang melakukan belanja pemain hingga mencapai 100 juta Pounds.

Pengeluaran besar yang dilakukan oleh Fulham tidak sebanding dengan hasil yang mereka dapatkan. Imbasnya, Slavisa Jokanovic langsung dipecat dari posisi manajer setelah hanya mampu menghadirkan satu kemenangan dalam 12 laga awal.

Setelah memecat Jokanovic klub menunjuk mantan pelatih Leicester City yakni Claudio Ranieri. Pelatih Italia yang sempat membawa The Foxes menjuarai Premier League itu juga tidak bisa berbuat banyak setelah hanya berhasil mencatatkan tiga kemenangan dari 17 pertandingan timnya di seluruh ajang kompetisi.

Usai mendepak Ranieri, Fulham lantas menunjuk Parker sebagai caretaker dengan mengemban misi meloloskan timnya dari zona degradasi. Akan tetapi, misi tersebut gagal dijalankan mengingat Fulham memang sudah tertinggal terlalu jauh dari para pesaing mereka sejak awal.